KARAKTER SHIO CHINA KARAKTER SHIO CHINA

Kamis, 05 Juli 2012


Ragam Kegiatan Menjelang Imlek
Bersih-bersih Rumah
Mereka menghadapi Hari raya Imlek ,  biasanya ada sejumlah kesibukan dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa menyambut kedatangan momen tahun baru Cina ini. Mulai dari membersihkan patung dewa dewi di rumah, membersihkan klenteng hingga berburu ikan dingkis yang bertelur.

Alag satu contoh, Masyarakat Tionghoa di Magelang, Jawa Tengah melakukan  tradisi bersih-bersih rupang atau patung dewa dewi menggunakan air bunga menjelang perayaan Imlek. Tradisi ini dilakukan masyarakat secara turun temurun di Klenteng Hok An Kiong di Muntilan Magelang, Jawa Tengah pada hari yang diyakini merupakan toa pekong yaitu saat dewa telah naik ke surga.

Sebelum dimandikan dengan air bunga rupang-rupang ini dibersihkan lebih dahulu dengan abu. Selain rupang, seluruh isi klenteng juga ikut dibersihkan mulai dari perabotan sampai ke langit-langit bangunan klenteng

Tempat abu untuk meletakkan dupa terbesar di asia tenggara di Klenteng ini seberat 3,8 ton juga ikut dibersihkan.

Jelang imlek atau tahun baru Cina  kesibukan membersihkan patung-patung dewa dewi juga dilakukan warga Tionghoa Kota Jambi di Klenteng Sai Che Tien dikawasan Koni Empat Talangjauh, Jelutung, Jambi. Setelah melakukan ritual sembahyang satu persatu patung patung dewa dewi diturunkan dari tempat semula lalu debu-debu yang lengket selama satu tahun lalu dibersihkan dengan hati-hati.

Salah satu jenis makanan laut yang paling dicari masyarakat Tionghoa di Batam, Kepulauan Riau menjelang Imlek adalah ikan dingkis. Sebab kebiasaan ikan yang selalu bertelur tiap hari perayaan Imlek ini diyakini masyarakat Tionghoa akan membawa hoki atau keuntungan bagi siapapun yang mengkonsumsi telur ikan.

Tidak heran harga ikan dingkis di Batam setiap menjelang Imlek selalu mahal. Waktu itu, bila pada hari biasa harga ikan dingkis berkisar 10 hingga 15 ribu rupiah perkilogram, namun menjelang Imlek harganya melonjak mencapai 100 hingga 150 ribu rupiah perkilogram. Bahkan untuk ikan yang bertelur, harganya berkisar 200 sampai 400 ribu rupiah perkilogram. Selain rasa daging lebih enak dan tidak amis, ikan dingkis yang bertelur saat Imlek diyakini masyarakat Tionghoa akan membawa keberuntungan.

Menurut pedagang tak jarang warga Tionghoa membeli ikan dingkis hingga puluhan kilogram saat perayaan Imlek. Sebab mereka menyakini ikan dingkis adalah pembawa rejeki dan kebahagiaan di masa yang akan datang.

Acara Menyucikan Patung Dewa
Beragam ritual digelar di sejumlah vihara menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Salah satunya sebuah vihara di Jember, Jawa Timur, menggelar tradisi menyucikan patung dewa dengan ramuan air suci dan wewangian.

Berdasarkan keyakinan umat Konghucu, penyucian ini dilakukan saat penghuni patung sedang naik ke surga dan berharap dewa akan memberikan keberuntungan jika patung tersebut disucikan.

Jika orang Jawa memandikan pusaka kerisnya di bulan suro, maka umat Konghucu juga mempunyai keyakinan sendiri untuk menghormati dewanya, yakni dengan memandikan patung-patung dewa suci menjelang Tahun Baru Imlek.

Di Vihara Adipatma di Desa Karang Asem, Kecamatan Panti, Jember, sedikitnya 16 patung dewa suci mulai dari patung Dewi Kwan Im, hingga patung-patung para pengawalnya, dimandikan dengan menggunakan air suci dari ramuan air teh, air kembang maupun air bunga cendana.

Menurut pengurus klenteng, hari-hari sepekan menjelang Imlek merupakan hari baik untuk memandikan patung dewa suci, sebab pada saat itu patung-patung tersebut sedang kosong, karena semua penghuninya sedang menghadap Tuhan di surga.

Acara memandikan patung inipun hanya dilakukan setahun sekali dan harus selesai sehari penuh. Selain itu pengurus yayasan yang memandikannya tidak diperkenankan makan daging alias vegetarian.

Dengan disucikannya patung-patung dewa ini, warga Tionghoa khususnya yang beragama Konghucu berharap bahwa pada tahun shio kerbau nantinya mereka akan mendapat berkah serta dilancarkan rejekinya.

Selain prosesi memandikan patung, menjelang perayaan Imlek, vihara terbesar di Jember yang dibangun pada tahun 1955 ini juga sudah mulai berbenah dengan memberi hiasan lampion dan pernak-pernik lainnya di setiap sudut ruangan vihara.

Tidak ada komentar:

KARAKTER SHIO CHINA